Tips Kesehatan : Sel Punca Jadi Alternatif Terapi HIV/AIDS

Posted by Diana Yusuf on Wednesday, April 28, 2010

Pengobatan dengan menggunakan metoda Sel Punca atau Stem Cell dapat menjadi alternatif pengembangan terapi untuk penderita atau pengidap HIV/AIDS di masa yang akan datang sehingga harapan hidup dapat bertambah.
Hal tersebut disampaikan oleh dr. Suharto SpKO dalam diskusi media tentang pengobatan Sel Punca untuk menanggulangi HIV/AIDS.
Menurut dokter yang telah melakukan beberapa kali pengobatan sel Punca untuk sejumlah penyakit tersebut, HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap gangguan virus atau penyakit.
"Dengan sel punca maka sel-sel yang mengalami degradasi akan tergantikan sehingga kekebalan tubuh pengidap akan berangsur pulih. Namun satu hal yang harus diingat adalah keberadaan virus HIV tetap akan ada," katanya.
Oleh karena itu, Suharto mengatakan usai menjalani pengobatan sel punca, maka pengidap HIV akan diperiksa ulang dalam jangka waktu tertentu untuk memastikan kekebalan tubuhnya kembali meningkat. Setelah itu juga dilakukan pemantauan sejauh mana kekebalan tubuh itu akan bertahan.
"Saat akan melakukan pengobatan sel punca, pengidap HIV harus meminimalisasikan kandungan obat anti retroviral (ARV), karena bila kandungannya masih tinggi akan menyebabkan sel pengganti gagal berkembang," ungkapnya.
Ia menceritakan dalam sebuah penelitian yang didanai oleh WHO terkait pengobatan sel punca bagi pengidap HIV/AIDS di kawasan Afrika baru-baru ini, ditemukan sebuah hasil yang cukup membuat harapan pengobatan model tersebut bisa membantu pengidap HIV/AIDS.
"Dalam penelitian itu dipilih lima pengidap HIV/AIDS yang sudah mencapai tahap terminal (akut-red), setelah dilakukan pengobatan sel punca kelima pengidap itu dapat kembali hidup normal, namun tetap dengan virus HIV," paparnya.
Percobaan dilakukan kepada lima pasien HIV menunjukkan peningkatan dalam kondisi pasien, di mana sel-sel punca dapat tumbuh dan menghasilkan sel darah putih baru untuk melawan HIV.
Walaupun masih perlu diuji coba lebih lanjut, para ilmuwan berharap nanti akan ditemukan satu metode transplantasi sel yang dapat melindungi kehidupan orang dengan HIV/AIDS.
Sel punca diambil dari tubuh pasien dan disuntikkan kembali agar dapat mengganti atau memulihkan sel jantung, hati, ginjal atau pankreas yang rusak agar menjadi lebih baik. Sel tersebut dapat mengubah dirinya menjadi bentuk sel matang.
Pengambilan sel punca dapat dilakukan dari tubuh pasien sendiri (auto transplan), dari manusia lain (alo transplan) dan dari mamalia lain (Xenotransplan) untuk kemudian diperbanyak dan disuntikkan ke tubuh manusia.
Sel punca adalah jenis sel manusia atau mamalia yang masih memiliki kemampuan untuk membelah diri yang berguna untuk memelihara fungsi jaringan di tubuh seperti otot jantung, jaringan hati, sel ginjal bahkan sel-sel otak.
dr.Suharto mengatakan saat ini di seluruh dunia, 97% pengobatan sel punca menggunakan metode Xenotransplan.
"Sel punca ini bukan obat dewa, ia hanya menyembuhkan penyakit yang berkaitan dengan masalah pembaruan sel. Kelemahan lainnya adalah untuk saat ini metode sel punca biayanya masih tergolong mahal," ungkapnya.
Saat ini di Indonesia melalui beberapa rumah sakit sudah bisa dilakukan pengobatan sel punca. Namun rata-rata harganya masih mahal dan menggunakan kurs mata uang asing untuk pembayarannya.
"Untuk dewasa berkisar antara 17.500 euro dan untuk anak-anak 7.500 euro," kata Suharto.